Bachleda sebenarnya telah menyaksikan kebocoran tersebut sejak pesawat mulai take-off, dan terus mengamatinya untuk memastikan kebocoran tersebut benar-benar terjadi.
Bachleda, yang pekerjaan sehari-harinya mengisi bahan bakar pesawat menyadari situasi tersebut dapat menjadi bencana besar. Karena itulah kemudian dirinya menyalakan alarm namun peringatannya tersebut tidak dihiraukan.
Tak kurang akal, Bachleda kemudian merekam kebocoran tersebut dengan kameranya dan kemudian menunjukkannya kepada pramugari yang sedang bertugas. Untungnya, sang pramugari yang sedang melayani penumpang tersebut tanggap dan segera meletakkan perkakas minumannya. "Saya memintanya memberitahukan kepada kapten pilot pesawat tersebut sebelum pesawat sempat mencapai lautan.
Sang kapten kemudian datang dari kokpit pesawat dan melihat sendiri kebocoran tersebut. Menurutnya sang pilot sendiri akhirnya tahu penyebab berkurangnya sekitar 2721.55 kb bahan bakar pesawat tersebut dalam satu jam. Pada saat itu pesawat telah mencapai ketinggian 35.000 kaki atau lebih dari 10 km diatas permukaan tanah.
Sang pilot kemudian memberitahukan kepada para penumpang jika pesawat tersebut akan segera kembali ke Chicago untuk menjalani perawatan. Sementara para penumpang akan dipindahkan ke San Fransisco untuk kemudian melanjutkan dengan penerbangan ke Narita, Jepang.
Para penumpang merasa bersyukur karena bersama mereka ada seorang penumpang yang mengerti tentang kondisi pesawat.
No comments:
Post a Comment