Little Otong
Suatu hari si Otong yang baru berusia enam tahun menghampiri ibunya dan bertanya, "Bu, pacaran itu apa sih ?" Bingung bagaimana menjelaskannya ke si Otong, si Ibu berkata "kalau elu mau tahu pacaran itu apa, nanti sore elu ngumpet di hordeng ruang tamu karena kebetulan hari ini hari Sabtu dan mpok elu si Minah kan di datengin sama pacarnye si Udin. Jadi elu
bisa tahu pacaran itu apa !". ..
Si Otong pun menjelang sore sudah ngumpet di belakang hordeng ruang tamu tanpa di ketahui si Minah yang sedang menunggu si Udin datang ngapelin di malam minggu. Menjelang malam si Udin pun muncul dan ngobrol di ruang tamu. "Minah, Nyak same Babe ada di rumah ?" tanya si Udin. "Kebetulan lagi pergi kondangan malem ini" jawab si Minah. "Nah asyik donk kita bisa bebas", komentar si Udin dalam hati.
Merasa aman di rumah hanya berdua, si Udin pun ngapel habis-habisan dan menjelang malam dia pun pamit ke si Minah untuk pulang sebelum orang tua si Minah pulang. Keesokan harinya si Otong menghampiri ibunya dan mengatakan bahwa dia sudah tahu pacaran itu apa. "Kalau kamu sudah tahu coba ceritain ke ibu, pacaran itu apa ?" tanya si ibu ke si Otong. "Tadi malem mpok Minah duduk berdua sama bang Udin di bangku, nggak lama setelah ngobrol mereka kemudian nempelin bibirnya dan bang Udin kemudian matanya melotot dan melihat muka mpok Minah merah. Lalu memeriksa jantung mpok Minah karena tidak tahu dimana jantungnya bang Udin tangannya terus bergerak ke kiri dan kanan. Tak lama kemudian bang Udin gelisah karena merasa ada sesuatu si celananya dan memang benar setelah membuka seletingnya ternyata ada belut keluar dari celana bang Udin. Merasa kasihan mpok Minah menangkap belut tersebut dan mencoba membunuhnya dengan
meremas-remas belut yang ada dicelana bang Udin.
Karena belut itu tidak mati walau udah diremas- remas, kemudian belut itu di makan oleh mpok Minah dan bang Udin meringis kesakitan karena belut itu masih hidup. Ternyata walau mpok minah sudah makan belut itu, tetapi ternyata masih tetap hidup dan karena kasihan dengan bang Udin mpok Minah kemudian cepat-cepat melepaskan semua celananya dan menduduki belut tersebut supaya mati. Tapi belut itu benar-benar kuat dan mpok Minah sampai menduduki belut tesebut berkali-kali sementara bang Udin meringis kesakitan karena belutnya belum mati juga. Akhirnya tak lama kemudian belutnya muntah dan mati diduduki mpok Minah dan bang Udin pun tidak meringis lagi dan dapat tersenyum "demikian cerita si Otong. Mendengar cerita si Otong,
Ibu : ")&^@*$%!^%$!*^$" (Gabrrukkkkk)"
No comments:
Post a Comment