Molly harus menderita alergi itu sejak dirinya baru beberapa hari dilahrikan.
Para dokter yang menangani Molly gak tahu pasti apa yang menyebabkan murid sekolah itu harus menderita penyakit aneh tersebut sebab menurut mereka Molly bakal baik-baik saja jika dirinya hidup 100 tahun yang lalu...
"Kami sudah pergi ke dokter-dokter terbaik di negara ini tapi gak ada satupun yang tahu apa yang harus dilakukan untuk menolong Molly," ujar sang ayah,Derek.
Awalnya sih Moly didiagnosa mengalami alergi susu, tapi kemudian para dokter tertegun setelah Moly menderita ruam-ruam dan juga melepuh pada perkembangan kulitnya.
Adapun penyakit alergi abad 21 yang diderita Molly asal Briston itu menyebabkan dirinya harus keluar masuk rumah sakit karena perawatan dan juga pencegahan yang dokter coba usahakan atas kondisi Molly agar gak terjadi hal-hal yang memperburuk kesehatan Molly.
Alergi abad 21 yang diderita Molly membuat semua yang Molly sentuh menyebabkan dirinya bakal menderita reaksi yang sangat menyakitkan dan juga melepuh.
Sebagai penderita alergi Abad 21, Molly memiliki banyak larangan-larangan.
Molly tidak diperbolehkan mengenakan sepatu, kaos kaki atu baju yang biasa kita pakai.
Molly gak boleh makan pasta, roti, oats (bubur gandum), telur, susu, tomat coklat dan akcan-kacangan karena bisa mengakibatkan anaphylactic shock yang mematikan.
Molly juga gak boleh berkontak ria dengan produk-produk pembersih rumah tangga macam, sampo, sabun, karpet, barang-barang dengan permukaan yang terbuat dari karet, plastik, debu bahkan magnet karna hal itu bisa membuat kondisi fisiknya berbahaya.
Moly diharuskan setiap saat mengenakan sarung tangan terbuat dari bahan katun khusus. Jika mandi, Molly pun harus mandi dengan cairan khusus untuk menutupi kulitanya. Setiap hari Molly minum beberapa pil atau obat.
Dan jika hari lagi hujan, Molly harus mengenakan tas-tas plastik untuk menutupi kaos kaki khusus yang dipakainya dalam perjalanan ke sekolah karena laergi yang diderita Molly mencegahnya menggunakan hampir semua jenis sepatu.
"Hal itu sebenarnya cukup memalukan," ujar Molly kepada The Sun.
No comments:
Post a Comment