Wahana solar sail Cosmos-1 menghunjam kembali ke Bumi setelah roket pendorong yang membawanya gagal menunaikan tugas hanya dua menit setelah ia mengudara, demikian berita terakhir yang diterima dari pejabat-pejabat ruang angkasa
Ist. |
Wahana Cosmos-1 dinyatakan jatuh |
Cosmos-1 adalah wahana pertama yang memanfaatkan layar Matahari (solar sail) untuk melaju. Layar-layar yang didorong oleh pancaran partikel Matahari ini dipandang sebagai cara potensial untuk melakukan perjalanan ruang angkasa di masa mendatang. Walau kecepatan awalnya rendah, namun momentum yang diperoleh layar akan membuat wahana bergerak makin cepat seiring perjalanan waktu.
Namun sayang sekali roket pendorong pada peluru kendali Volna yang membawa Cosmos mengalami kerusakan 83 detik setelah diluncurkan dari sebuah kapal selam nuklir Rusia di Laut Barents, Rabu dini hari.
Juru bicara dari Rusia, Vyacheslav Davidenko, mengatakan kegagalan pendorong itu sama artinya dengan hilangnya wahana solar sail. "Saat ini Angkatan Laut Rusia berusaha mencari sisa-sisa runtuhan wahana di sekitar lokasi peluncuran," katanya.
Sebelumnya, secercah harapan sempat muncul ketika para ilmuwan AS mengatakan mereka sepertinya mendeteksi sinyal dari Cosmos-1, walau tidak mengetahui lokasinya. Disebutkan, akan butuh waktu berjam-jam hingga berhari-hari untuk mencari tahu dimana sebenarnya wahana senilai 4 juta dollar AS itu berada.
Sinyal tersebut diperoleh Rabu siang setelah berulang kali dilakukan pencarian terhadap Cosmos-1 yang berhenti berkomunikasi dengan Bumi sesaat setelah meluncur.
"Ini adalah kabar baik karena wahana itu berada di orbit, kemungkinan besar di orbit," kata Bruce Murray, salah satu pendiri The Planetary Society yang mendanai misi. Ini diucapkan Murray sebelum pengumuman dari badan antariksa Rusia di atas.
Menindaklanjuti pengumuman ini, panel yang dibentuk pemerintah Rusia akan menyelidiki kemungkinan penyebab kegagalan misi, kata Davidenko.
Usaha-usaha sebelumnya untuk meluncurkan model serupa di angkasa luar telah mengalami kegagalan. Tahun 1999, Rusia meluncurkan eksperimen serupa yang memiliki panel-panel pemantul cahaya Matahari dari stasiun ruang angkasa Mir. Tetapi model gagal mengembang dan terbakar di atmosfer Bumi.
Tahun 2001, Rusia mencoba eksperimen serupa, namun wahana gagal memisahkan diri dari roket pendorongnya dan terbakar.
Sedangkan yang terjadi pada Cosmos-1, wahana ini semengembangkan harusnya delapan layar aluminiumnya ketika mencapai orbit di ketinggian 800 km. Namun sebelum sempat melakukannya, wahana seberat 99 kg ini keburu jatuh.
Padahal bila sistem ini berhasil, ia bakal menjadi model bagi perjalanan ruang angkasa di masa mendatang. Selain hemat karena tidak membawa bahan bakar khusus, sistem ini juga bisa menempuh perjalanan panjang dan jauh dengan kecepatan tinggi.
Sumber:Kompas.com
No comments:
Post a Comment